Kamis, 10 November 2011

The History Of Us (By : Aulathivali Inas Faravida)

Aku duduk menatap batu nisannya. Menatap nama yang jelas terukir disana. Dina Bety Arutsha. Sahabatku sejak kelas 4 sd telah di panggil kembali oleh tuhan 3 bulan yang lalu. Tragedi yang mengakibatkannya meninggal adalah sepenuhnya salahku. Kenapa aku sangat memaksakan kehendak saat batinnya sedang tersiksa?  Benar benar perbuatanku yang paling bodoh.
FLASHBACK ON
“bisakah kau berhenti dari balap liar itu?” sentakku pada dina yang sedang duduk membaca majalah di bangkunya.
“dan apa pedulimu? Bukankah kau telah memutuskan untuk tidak mencampuri urusanku lagi?” tanyanya datar. Pandangan matanya tidak beralih dari majalah yang di pegangnya. Aku menatapnya geram. Dia melirikku dan bangun dari duduknya.
“jangan menatapku seperti itu, Tiara Mentari. Aku benci caramu menatpku!” bentaknya sambil berkacak pinggang di hadapanku. Dia meninggikan suaranya dan membuat semua anak yang ada di kelas menoleh padaku dan padanya.
“Aku masih mengkhawatirkanmu, Dina. Kumohon berhenti dari balap liar itu. Kamu hanya merugikan diri sendiri dan orang tuamu.” Kataku. Suaraku melunak dan pandanganku memancarkan harapan. Dia terkekeh kecil.
“kau tidak perlu mengkhawatirkanku lagi. Dan jangan pernah ungkit tentang orang tuaku. Mereka sudah bercerai dan tidak memperdulikanku lagi. Aku tidak mau semua orang mengkasihaniku. Sudah, kau urus saja urusanmu dengan teman teman barumu itu. Kau juga tidak peduli denganku kan?” katanya sembari meninggikan beberapa oktaf suaranya. Aku menatapnya diam. Dia menyenggolku dann berjalan menjauh. Ku dengar langkah kakinya menjauh dari tempatku berdiri.
“Dina Bety Arutsha, diam di tempatmu!” kataku sambil membalikkan badan menatapnya. Dia menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya menghadapku. Memasnag tampang acuh tak acuh.
“ada apa lagi? Cepatlah! Aku tak punya banyak waktu untukmu.” Katanya datar. Kulihat, semua anak yang ada di kelasnya memperhatikan kami berdua. Mereka seperti sedang memperhatikan pertunjukkan.
“aku minta maaf! Aku jarang memperhatikanmu. Aku terlalu egois sehingga jarang menghabiskan waktu denganmu. Kuakui , semenjak kelas kita terpisah , aku memang menjauh darimu . aku minta maaf!” kataku sambil menangis.
“bagus kalau kau sadar!” katanya datar. Dia bahkan tak mengubah raut wajahnya sama sekali.
“Aku benar-benar minta maaf. Aku salah! Aku masih meperdulikanmu, Dina. Aku kahawatir padamu jika kau terus terusan mengikuti balap liar itu. Kumohon , berhentilah!” kataku. Air mataku semakin deras membasahi pipi.
“semudah tiu kamu bicara, sungguh munafik! Dimana kau saat aku mebutuhkanmu? Kau dengan teman teman barumu! Senang-senang di belakangku dan mulai tidak memerhatikanku. Kau anggap aku apa? Sampah ? ha?” sentaknya. Aku henya menangis sambil menatapnya.
“aku butuh kamu, Tiara! Saat kedua orang tuaku berpisah , saat itu juga aku hancur. Dan saat kau menjauh perlahan dariku , saat itu juga aku berantakan! Seperti tidak ada lagi yang peduli denganku. Sudah akhiri saja! Persahabatan yang kita rajut selama ini. Percuma! Hanya menyiksa batinku.” Bentaknya dengan mata berkaca-kaca. Aku masih tetap diam menatapnya. Mulutku beku dan tak bisa menjawab. Aku tau memang semua ini salahku. Aku menjauh darinya. Aku sadar itu sekarang. Dia membalikkan badannya dan melangkah keluar kelas. Aku tak dapat mencegahnya. Lidahku kelu. Saat dia di ambang pintu kelas, dia balik menatapku.
“Hapus air mata palsumu! Aku benci itu!” sentaknya sambil berjalan keluar kelas. Kini, dia sudah lenyap dari pandangan. Aku berlari keluar dari kelasnya dan menyusuri koridor sekolah menuju toilet. Berdiri di kaca besar toilet sambil memperhatikan pantulan diriku di cermin.
“Aku bodoh! Semua ini salahku. Dina membenciku! Aku telah menyia-nyiakannya. Sungguh bodoh!” makiku pada diriku sendiri. Aku berusaha meredakan tangisanku. Sampai akhirnya bel pelajaran berbunyi , aku kembali ke kelas dengan mata sembab.
***
Malam ini hujan turun cukup deras. Jalanan sepi , hanya beberapa kendaraan yang melitas. Aku duduk di beranda rumah sambil meratapi kejadian siang tadi di sekolah. Sungguh sangat kusesalkan kejadian tadi siang. Aku egois dan sangat memaksakan kehendak. Aku juga sadar, aku sedikit jauh darinya saat aku dan Dina terpisah kelas. Dan aku sangat geram ketika aku mengetahui dia mengikuti balap liar. Aku marah saat aku mengetahui Dina seperti itu. Sebenarnya salahku. Aku jarang memperhatikannya dan cuek kepadanya. Memang semuanya salahku.
Aku menangis menerima kenyataan ini. Aku sayang padanya. Dina yang hangat dan selalu ada saat aku butuh. Selalu menghibur saat aku sedih , dan selalu menenangkanku saat aku galau. Aku merindukan saat saat bersamanya. Sungguh!
Sekarang pukul setengah sepuluh malam. Sudah sejam aku duduk disini. Memperhatikan jalanan yang mulai sepi. Hujanpun tak kunjung berhenti. Tiba tiba saja, pandanganku terpaut kepada seseorang yang sedang berjalan , sepertinya akan menuju rumahku. Samar samar kulihat, dia seperti Dina. Dan saat orang itu mendekat, dia benar benar Dina. Tubuhnya basah kuyup dan menggigil. Aku khawatir mendapatinya seperti itu. Tapi, aku juga senang dia datang ke rumahku malam ini.
“Dina! Cepat kemari! Kenapa kau hujan-hujanan. Tubuhmu jadi menggigil kan?” kataku sambil menuntunnya masuk menuju beranda rumahku. Dia hanya tersenyum tipis sembari duduk di bangku yang ada di beranda rumahku.
“tunggu sebentar ya, aku ambilkan handuk dulu.” kataku sambil beranjak masuk ke dalam rumah. Namun, Dina mencegahku. Dia menarikku untuk duduk di sebelahnya. Saat tangannya menyentuh pergelangan tanganku, kurasakan dingin teramat sangat menyusup melalui sarafku. Aku menuruti permintaannya.
“Aku hanya ingin minta maaf tentang semua sikapku tadi siang. Aku khilaf. Aku sayang padamu, Tiara. Kumohon maafkan aku.” Katanya sambil tersenyum lemah. Aku tertegun kaget. Lalu tersenyum hangat padanya.
“Aku juga minta maaf aku terlalu egois dan terlalu mementingkan urusanku sendiri. Aku tidak bisa membagi waktu dan melupakanmu. Aku juga minta maaf.” Kataku sambil memeluk tubuhnya yang dingin itu. Dia tak menjawab apapun , hanya membalas pelukanku.
“tunggu sebentar. Aku ambilkan handuk dan coklat panas dulu. Tunggu sebentar ya?” kataku sambil beranjak masuk. Dina hanya mengangguk lemah sembari tersenyum tipis. Dengan cepat , aku membuatkannya segelas coklat panas dan membawakannya handuk yang cukup besar. Saat melewati ruang tamu, kulihat kakak perempuanku sedang duduk di sofa dalam keadaan basah. Dia baru pulang kerja sepertinya.
“Hey, kak!” sapaku riang. Kakakku menatapku aneh.
“itu untuk siapa, Tiara?” tanya kakakku sambil menunjuk coklat panas yang kupegang.
“untuk Dina, kak. Kakak sudah bertemu dengannya?” tanyaku sembari tersenyum. Kakakku mengernyitkan dahi dan menatapku penuh kebingungan.
“Dina ada disini? Kakak tidak melihatnya di depan.” Kata kakakku sambil menunjuk ke arah teras. Aku membulatkan mataku dan menaruh segelas coklat beserta handuk di atas menja ruang tamu. Dengan cepat aku berlari ke luar rumah. Tidak ada Dina disana. Aku berlari ke halaman , tidak kudapati juga Dina disana. Kemana dia? Kenapa pergi tak pamit padaku? Aku menggerutu dan berjalan kembali menuju rumah.
“Ada?” Tanya kakakku. Aku menggeleng memasang wajah cemberut.
“mungkin sudah pulang.” Kata kakakku enteng.
“tapi, dia tak pamit padaku kak.” Jawabku sambil menghempaskan diri ke sofa.
“mungkin dia sedang terburu-buru. Coklatnya buat kakak ya?” tanya kakakku lagi. Aku hanya mengangguk tanda mengiyakan.
***
Aku baru saja sampai di sekolah. Namun, suasana duka telah menyambutku. Banyak karangan bunga di halaman sekolah. Sekolah juga sepertinya sepi. Apa hari ini sekolah libur? tapi kemarin tidak ada pengumuman sama sekali. Aku mulai melangkah masuk melewati lapangan basket. Dan memang benar. Sekolah sepi. Hanya ada beberapa gadis yang kukenal sedang menangis.
“Hey Joya, Rita, Shely!” panggilku sekeras mungkin. Mereka menoleh dan menghambur memelukku sambil menangis.
“eh , ada apa?” tanyaku heran saat mereka bertiga menangis sesegukan.
“Dina…. Dia meninggal akibat kecelakaan semalam.” Kata Joya sambil menghapus air matanya.
“kau membohongiku? Dina semalam ke rumahku.” Kataku memasang raut bingung. Mereka semua menatapku tak percaya.
“jam berapa Dina ke rumahmu?” tanya joya. “Sekitar setengah sepuluh malam.” Jawabku enteng.
“Itu tidak mungkin! Dia kecelakaan jam 8 malam. Dan dia meninggal di tempat kejadian.” Kata Rita.
“kau bercanda?” tanyaku heran. Mereka bertiga menggeleng mantap.
“dia sedang balapan di tengah hujan. Mungkin karena jalan licin, motornya oleng dan tergelincir. Dia terpental jauh dan dipastikan meninggal saat itu juga.” Kata Rita lirih. Air matanya tumpah seketika itu juga. Kakiku lemas. Aku terjatuh di lapangan basket. Joya menatapku dan memelukku erat. Aku langsung menangis sejadi-jadinya. Jadi, semalam yang mengutarakan permintaan itu arwahnya? Ya tuhan… mengapa kau tak adil padaku? Mengapa kau mengambil sahabat yang paling ku sayangi?
FLASHBACK OFF

Aku menaburkan bunga di atas tanah makamnya. Air mataku menetes. Aku benar benar merindukannya. Sangat merindukannya. Dan hanya satu hal yang bisa ku utarakan. Aku sayang padamu, Dina Bety Arytsha. Kau tetap akan menjadi sahabatku sampai kapanpun.
The End

Beberapa tips menghilangkan stres



**From me ! just read and do it ;)

Setiap orang pasti bakal ngerasa dimana dia sudah sampai di batas kemampuan. Ada waktunya ngerasa jenuh dengan semua pekerjaan yang udah di lakuin. Ya, to the point nya dibilang STRES. But, bukan stres yang berkepanjangan. Cuman untuk sementara karena rasa jenuh itu. Disini, aku bakal ngasih beberapa tips yang berhasil buat aku. Hope juga berhasil buat kamu! Wish wish wish!
1.      Lakuin sesuatu yang buat kamu seneng. Misalnya aja, ngelakuin hobby kamu di tengah kesibukan kamu.
2.      Listening to music. Well, cara ini juga ampuh buat ngehilangin stres! Pilih genre yang kamu suka. Nikmatin setiap nadanya, dan mengerti juga maksud lagunya. Intinya, ngehayatin banget deh! Nanti tu stres ilang juga lama-lama.
3.      Makan sesuatu yang mengandung COKLAT. Entah tu susu coklat , ato makanan ringan. Well, coklat bakal bantuin kamu dari stres
4.      Makan es krim kesukaan kamu! Nikamtin dah tuh dengan penuh perasaan. Setiap gigitan es-nya , bakal nenangin pikiran kamu dah.
5.      Lakuin sesuatu yang ngga ngebosenin. Contohnya, seru-seruan ama temne-temen kamu. Lupain segala penat! Anggap aja hidup ngga ada beban.
6.      Nonton film yang lagi pen banget kamu tonton! Kalo bisa, ajak sekalian temen-temen kamu biar rame!
7.      Hang out bareng temen temen dijamin bakal ampuh juga! Seneng seneng dah sampe puas! Misalnya, main di mall , ato sekedar take a picture bareng. Senyuman bareng temen temen bikin kamu melt dan ngurangin stres kamu dah!
8.      Nonton TV! Ambil alih sementara, pilih channel yang lagi pengen kamu tonton. Puas puasin dah tu nonton TV sampe stres nya ilang. Hi hi
9.      Ngisengin temen temen. Haha , cara ini sering aku lakuin buat ngehilangin stres. Dan cukup berhasil. Setiap becanda, ato ketawa bareng , ngerasa ada beban yang berkurang gitu dah.
10.  Yang terakhir, TIDUR. Satu satunya jalan terakhir buat ngehilangin stres. Tidur juga bermanfaat membakar kalori. Tapi jangan sering sering tidur. Potensi untuk meninggal juga besar karena kebanyakan tidur.
Simple, right? Well, itu yang aku lakuin kalo lagi stres. Berhasil banget buat stres aku ilang. Hope ini juga manjur buat kalian, gals! Just my opinion!

Jumat, 04 November 2011

Taylor Swift - The Story Of Us

http://www.youtube.com/watch?v=nN6VR92V70M&ob=av3eI used to think one day we'd tell the story of us
How we met and the sparks flew instantly
People would say they're the lucky ones

I used to know my spot was next to you
Now I'm searching the room for an empty seat
'Cause lately I don't even know what page you're on

Oh, a simple complication
Miscommunications lead to fallout
So many things that I wish you knew
So many walls up, I can't break through

Now I'm standing alone in a crowded room
And we're not speaking
And I'm dying to know, is it killing you
Like it's killing me

I don't know what to say since a twist of fate
When it all broke down
And the story of us looks a lot like a tragedy now

Next chapter

How'd we end up this way?
See me nervously pulling at my clothes and trying to look busy
And you're doing your best to avoid me

I'm starting to think one day I'll tell the story of us
How I was losing my mind when I saw you here
But you held your pride like you should have held me

Oh I'm scared to see the ending
Why are we pretending this is nothing?
I'd tell you I miss you, but I don't know how
[ From: http://www.elyrics.net/read/t/taylor-swift-lyrics/the-story-of-us-lyrics.html ]
I've never heard silence quite this loud

Now I'm standing alone in a crowded room
And we're not speaking
And I'm dying to know, is it killing you
Like it's killing me

I don't know what to say since a twist of fate
When it all broke down
And the story of us looks a lot like a tragedy now

This is looking like a contest
Of who can act like they care less
But I liked it better when you were on my side

The battle's in your hands now
But I would lay my armor down
If you'd say you'd rather love then fight

So many things that you wish I knew
But the story of us might be ending soon

Now I'm standing alone in a crowded room
And we're not speaking
And I'm dying to know, is it killing you
Like it's killing me

I don't know what to say since a twist of fate
When it all broke down
And the story of us looks a lot like a tragedy now
Now, now

And we're not speaking
And I'm dying to know, is it killing you
Like it's killing me?

And I don't know what to say since a twist of fate
'Cause we're going down
And the story of us looks a lot like a tragedy now

The end

The Story Of Us

Selasa, 01 November 2011

Justin Bieber -Mistletoe

It’s the most beautiful time of the year
Lights fill the streets spreading so much cheer
I should be playing in the winter snow
But I'mma be under the mistletoe

I don’t want to miss out on the holiday
But I can’t stop staring at your face
I should be playing in the winter snow
But I’mma be under the mistletoe

With you, shawty with you
With you, shawty with you
With you under the mistletoe

Everyone's gathering around the fire
Chestnuts roasting like a hot July
I should be chillin' with my folks, I know
But I’mma be under the mistletoe

Word on the street santa's coming tonight,
Reindeer's flying in the sky so high
I should be making a list I know
But I’mma be under the mistletoe

With you, shawty with you
With you, shawty with you
With you under the mistletoe

With you, shawty with you
With you, shawty with you
With you under the mistletoe

Eh, love, the wise men followed the star
The way I follow my heart
And it led me to a miracle

Eh love, don't you buy me nothing
I am feeling one thing, your lips on my lips
That's a very, merry Christmas

It’s the most beautiful time of the year
Lights fill the streets spreading so much cheer
I should be playing in the winter snow
But I'mma be under the mistletoe

I don’t want to miss out on the holiday
But I can’t stop staring at your face
I should be playing in the winter snow
But I’mma be under the mistletoe

With you, shawty with you
With you, shawty with you
With you under the mistletoe

With you, shawty with you
With you, shawty with you
Shawty with you, under the mistletoe

Kiss me underneath the mistletoe
Show me baby that you love me so-oh-oh
Oh, oh ,ohhh
Kiss me underneath the mistletoe,
Show me baby that you love me so-oh-oh
Oh, oh ,ohhh

Senin, 31 Oktober 2011

cara mengatasi kenakalan remaja

Penanggulangan Kenakalan Remaja|... Cara Penanggulangan kenakalan Remaja yang paling efektif samapi saat ini adakah Anda mengetahui? Mungki Ya mungkin juga tidak bukan..? Karena semua orang tentunya punya cara / pendapat masing-masing yang jelasa berbeda. Menurut Admin, bila mengamati kondisi sosial saat ini ada sebab awal kenakalan remaja. Berikut ini sebab Kenakalan Remaja dan Analisa sedikit penanggulangan kenakalan remaja. # Kondisi mental spirual yang belum kuat/matang, sehingga masih mudah terpengaruh dengan hal hal yang tidak baik/negatif. Sebenarnya dengan bermodalkan keimanan dan ketaqwaan yang kuat dan benar tentunya seorang remaja akan lebih bisa mengontrol perilaku yang menyimpang. Inilah satu kaonsep dasar penanggulangan kenakalan remaja yang bertumpu pada aturan agama. Karena tidak dipungkiri lagi bahwa semua agama mengajarkan secara sosial untuk berbuat kebaikan. # Penanggulangan kenakalan remaja kedua dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas pendidikan bagi remaja tersebut. Tentunya berbeda perilaku orang berpendidikan dengan orang yang tidak. Artinya pendidikan punya peranan penting dalam pola penanggulangan kenakalan Remaja. Kalau sudah berpendidikan tinggi tetapi masih berprilaku yang negatif, itulah manusia dan kembali kepada pribadi masing-masing.